Jakarta - Mobil Esemka sedang mencuri perhatian publik. Namun untuk membuatnya bisa diproduksi massal, mobil buatan anak-anak SMK itu masih harus melalui jalan yang sangat panjang.
"Setiap upaya untuk inovasi engineering di dalam negeri patut disambut, tetapi suatu industri mobil yang nanti diizinkan untuk diproduksi secara massal tentu berbeda dengan membuat prototipe saja. Ada suatu jalan yang panjang," ujar Menteri Perindustrian, MS. Hidayat saat ditemui di kantornya, Jalan Gatot Subroto, Rabu (04/01/2012).
Hidayat mengaku sangat menyambut baik kreasi dan inovasi masyarakat dalam bidang teknik tersebut. Namun untuk produksi massal, masih banyak proses yang harus ditempuh. Jalan panjang yang dimaksud oleh Hidayat adalah uji kelaikan dan uji keamanan serta investasi sebagai modal untuk memproduksi massal.
"Investasi yang besar dan juga uji kelaikan, uji keamanan bagi masyarakat dan juga izin nomor induk industri yang dikeluarkan oleh Perindustrian supaya dia bisa direkomendasikan untuk di uji kelaikannya oleh Kementerian Perhubungan. Kita mengeluarkan izin karena kita ingin melindungi masyarakat konsumen kalau nanti diproduksi masal," katanya
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa dalam tahun ke 3 memasuki masa jabatannya, Kementeriannya sudah mulai memproses mobil-mobil nasional tetapi hal itu tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
"Tapi jangan lupa suatu industri mobil didukung oleh ratusan industri komponen dan ribuan industri pendukung, termasuk bengkel, outlet dan sebaginya yang semuanya juga harus dipikirkan, kemudian purna jual komponennya supaya nanti sekali orang membeli dia terjamin dan ini memerlukan waktu," katanya
Hidayat juga mengatakan walaupun memerlukan investasi yang besar serta beberapa tahapan yang panjang menuju lahirnya industri mobil Esemka ini, pemerintah sangat memberikan dukungannya.
"Industri mobil itu adalah industri padat modal dan padat teknologi tapi juga kan padat karya. Jadi itu harus didukung karena itu dibutuhkan di Indonesia," katanya.
Ketua Asosiasi Industri Automotif Nusantara Ibnu Susilo menuturkan agar Esemka lebih sukses dari Timor memang perlu militansi yang lebih hebat.
"Memang perlu militansi, sekarang kan Esemka tengah menjadi eforia di masyarakat, ini sudah bagus eforia masyarakat, hanya nanti kita harus bisa membedakan mana membuat mobil mana membedakan industri," ujarnya dalam sambungan telepon.
Untuk 'sekedar' membuat mobil, lanjutnya, di Indonesia sudah banyak yang jago. Tapi ada tahap-tahapnya untuk membentuk suatu industri otomotif tanah air, dan ini waktunya pun tidak bisa singkat paling cepat 10-25 tahun.
"Di Indonesia ada 4 level dari sebuah industri. Kalau mau bikin industri 4 level itu harus ada, yaitu prinsipal, ATPM, karoseri, di bawahnya lagi ada modifikator," ujarnya.
Jika sudah ada prinsipal maka dia yang akan menentukan arah kebijakan dari industri tersebut. "Kalau kita sudah mencapai prinsipal maka sebetulnya langkah-langkah menjadi sebuah industri otomotif akan menjadi sebuah budaya," ujarnya.
Esemka merupakan mobil jenis SUV yang dibuat oleh siswa SMK Negeri 2 Surakarta itu dan SMK Warga Surakarta. Untuk membuat 1 unit Esemka memakan waktu 4 bulan lamanya.
Hal itu karena para anak SMK masih manual dan belum secanggih mesin produsen mobil di Indonesia. Penggunaan Esemka oleh Walikota Solo Joko Widodo telah membuat hingar bingar pemberitaan di tanah air dalam 2 hari terakhir.
0 komentar:
Posting Komentar