Esemka Digdaya versi SMK Singosari
"Tidak ada kendala, kita bisa memenuhi jarak itu," ujar Humas SMK 1 Singosari Kabupaten Malang Agus Sudarto saat berbincang dengan detikOto lewat telepon, Jumat (6/1/2012).
Agus mengungkapkan, sejak dirilis di 2009 lalu Esemka menarik minta banyak kalangan, hal itu bisa menjadi semangat untuk produksi secara massal.
Hanya saja sejumlah kekurangan terjadi sebelum kendaraan itu lalu lalang di jalanan tanah air. "Yang minta banyak sejak dulu," tutur Agus.
Sejak awal digagas, lanjut Agus, Esemka diharapkan bisa terjangkau oleh masyarakat dengan mematok harga tak lebih dari Rp 160 juta per unit dengan spesifikasi mesin 1.500 cc.
Sayangnya untuk bisa beredar di jalanan, mobil itu masih terganjal berbagai persoalan. Salah satunya rekomendasi dari pihak terkait.
Ganjalan itu memaksa Esemka menjadi produk mubazir untuk sementara ini. "Banyak yang berminat, tapi ya itu belum ada yang mengeluarkan kelaikan dari pihak terkait," ujar
Siapa pihak terkait itu, Agus membeberkan, bahwa Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, serta Polri mempunyai peran vital bagi Esemka segera mewarnai jalanan tanah air ke depannya.
Ia mengaku, keberhasilan esemka hingga menjadi mobil nasional sesuai cita-cita dari program ini dijalankan sejak tahun 2009 lalu, harus melibatkan semua pihak, bukan hanya Esemka sebagai perakit atau Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan Nasional kala itu. Namun, sebuah kemitraan juga didirikan guna mendukung sepenuhnya program nasional ini.
"Harus ada kemitraan dengan perusahaan otomotif sebagai pendukung suplai bahan baku lain. Karena kita hanya merakit saja," sambung Agus.
Selain itu, kepedulian terhadap Esemka akan menjadi jalan terbaik, sehingga kendaraan roda empat ini dapat menjadi kebanggaan masyarakat, sebagai buah karya negeri sendiri.
"Kalau semua sepakat mendukung esemka, pastinya tak akan ada lagi masalah. Termasuk dari segi kelayakan," ujar Agus.
Meski begitu karena belum beredar di jalanan, Esemka menjadi pembelajaran bagi siswa SMK untuk mengembangkan bakat serta ilmu yang dimiliki selama mengenyam pendidikan di bangku sekolah. "Jika masih banyak kendala, Esemka tetap bermanfaat sebagai pembelajaran bagi siswa," ucap Agus.
0 komentar:
Posting Komentar