Dalam studi yang dilakukannya, peneliti berhasil mengungkapkan pentingnya pengontrol infeksi pasif di rumah sakit, sebuah metode yang tidak mengandalkan pada staf medis atau pasien untuk mengingat dan melakukan tindakan. Selama ini, diketahui bahwa berbagai obyek di kamar pasien di rumah sakit merupakan kawasan perkembangbiakan potensial bakteri yang menyebabkan infeksi.

Pada penelitian ini, Schmidt memantau kondisi kebersihan rumah sakit Memorial Sloan Kettering Cancer Center di New York, Medical University of South Carolina, dan Ralph H. Johnson VA Medical Center di Charleston. Di sana Schmidt memperhatikan obyek seperti pegangan pada ranjang, permukaan meja makan di ranjang, tombol pemanggil suster di dinding, dan tiang infus.
Schmidt kemudian mengganti peralatan-peralatan tersebut dengan alat serupa namun yang menggunakan bahan tembaga antimikrobial.
Hasilnya, dari pengujian laboratorium, terungkap bahwa jika dibersihkan secara reguler, alat-alat yang menggunakan bahan tembaga antimikrobial itu mampu membunuh lebih dari 99,9% bakteri MRSA, VRE, Staphylococcus eureus, Enterobacter aerogenes, Pseudomonas aeruginosa, dan E. coli.
Meski banyak faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap risiko infeksi, persentasenya kemungkinan akan berbeda tergantung kondisi di lapangan. Tetapi yang pasti, kini peneliti bisa mengetahui apa yang perlu dilakukan untuk meminimalisir jumlah pasien yang terkena infeksi justru akibat masuk ke rumah sakit.
0 komentar:
Posting Komentar